Senin, 25 Maret 2019

Kajian Sistim Tanam Padi Sawah


 KAJIAN PENANAMAN PADI SAWAH
PADA BERBAGAI SISTIM TANAM






Oleh

Ardin Gandhi
Penyuluh Pertanian Muda 






BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP)
KECAMATAN MASAMBA
KABUPATEN LUWU UTARA
2017


Rabu, 23 Agustus 2017

SEMUT HITAM (Dolichoderus bituberdulatus) PENGENDALI HAYATI HAMA PBK



Oleh
Ardin Gandhi, S.P.
Penyuluh Pertanian Muda Kab. Luwu Utara

Penggunaan pestisida secara berlebihan telah merusak keseimbangan makluk hidup.  Penggunaan bahan tersebut dapat mengakibatkan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) meningkat serta  populasi serangga dan mikroorganisme antagonis yang berperan sebagai agens pengendali hayati menjadi menurun.  Pengalaman tersebut menyadarkan pentingnya penerapan sistim  Pengendalian Hama Terpadu(PHT), yang memaksimalkan penerapan berbagai teknik pengendalian OPT ramah lingkungan secara komprehensif dan mengurangi penggunaan pestisida secara tepat.

"Pengendalian hayati adalah pemanfaatan musuh  alami untuk mengendalikan serangga hama atau penggunaan agens antagonis untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman"

Pada dasarnya, setiap serangga hama mempunyai musuh alami yang dapat berperan dalam pengaturan populasinya.  Musuh alami serangga  hama adalah komponen utama dari pengendalian alamiah, yang merupakan bagian dari ekosistem dan sangat penting  peranannya dalam mengatur keseimbangan ekosistem tersebut.
Serangga hama penggerek buah kakao (PBK, Conopomorpha cramerella) dan penghisap buah dan pucuk kakao (Helopeltis sp.) merupakan hama utama pada tanaman kakao.  Kerugian akibat serangan kedua hama tersebut sangat dirasakan pada budidaya tanaman kakao.  Hama PBK dapat menurunkan produksi lebih dari 80 % apabila tidak dilakukan pengendalian sama sekali, sedangkan hama Helopeltis spp. Mengakibatkan penurunan produksi lebih dari 60 %.  

Mengenal Semut Hitam
Semut hitam pekerja dikenal dengan nama ilmiah Dolichoderus bituberdulatus, termasuk berukuran 4-5 mm dan biasanya berdampingan dengan kutu putih Cataenococcul hispidus. Sarang  semut hitam banyak dijumpai dipohon rambutan, sirsak, kelapa dsb dan ciri khas semut ini  adalah apabila istirahat seolah-olah seperti duduk dengan bagian perut menempel pada bagian batang.  Semut ini tidak menggigit, hanya kadang-kadang mengeluarkan asam semut yang terasa pedas apabila terkena mata.  Oleh karena itu jenis semut ini kurang berbahaya bagi pekerja kebun.


Cara Memelihara Semut Hitam di Kebun Kakao
Semut hitam adalah termasuk serangga yang hidup berkelompok  atau disebut juga serangga social.  Serangga demikian biasanya mendominasi lingkungan perkembangbiakannya, sehingga apabila ada kelompok serangga lain atau jenis semut lain yang mendiami tempat perkembangannya  pasti akan diusir atau akan saling menyerang sehingga yang bertahan hanya satu jenis semut saja.  Hal ini perlu diperhatikan dalam memapankan semut hitam dalam satu ekosistem.  Apabila dijumpai jenis semut lain  dalam ekosistem tersebut maka harus dihilangkan terlebih dahulu dengan cara dikendalikan menggunakan bahan kimia atau insektisida.
 Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam memapankan semut hitam pada pertanaman kakao adalah :

1.     Apabila terdapat jenis semut lain maka semut tersebut harus dihilangkan terlebih dahulu dengan cara disemprot dengan insektisida yang efektif.
2.     Lakukan pemasangan sarang semut. Menggunakan daun kelapa kering yang telah diikat atau daun kakao kering yang ditempatkan dalam kantong plastik.  Juga dapat dibuat menggunakan daun kakao kering yang digulung.  Setiap pohon kakao dipasang minimal 3 (tiga) buah sarang
3.     Apabila pada lokasi pemapanan belum ditemukan semut hitam sama sekali maka perlu dicarikan semut hitam dari luar dengan cara memasang sarang semut hitam yang telah dihuni.
4.     Untuk mempercepat pemapanan semut hitam dan menjaga populasinya tetap tinggi perlu dilakukan pembiakan kutu putih pada pertanaman kakao tempat pengembangan semut hitam.  Cara introduksi kutu putih dapat dilakukan dengan cara menempelkan sayatan kulit buat kakao pada batang/cabang kakao.  Dengan memasukan kutu putih ke kebun kakao maka semut hitam akan terjamin makanannya dari embun madu yang dikeluarkan kutu putih.

Sarang buatan untuk semut
Pemeliharaan Semut Hitam
  • Untuk pemeliharaan semut hitam agar populasinya tetap tinggi dan berkembang meluas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :Tidak menyemprotkan insektisida pada lokasi pengembangan/sarang semut hitam,Pembaharuan sarang harus dikerjakan paling tidak setiap 6 bulan sekali apabila sarang semut telah kelihatana lapuk.
  • Menghilangkan koloni  jenis semut lain selain semut hitam, misalnya semut gramang, semut angrang dsb, dengan cara penyemprotan insektisida yang efektif.
  • Membiakkan kutu putih secara terus menerus pada pohon-pohon kakao yang populasi kutu putihnya kurang.

Kutu Putih menghasilkan makanan bagi semut hitam
  • Tidak mengubah ekosistem pertanaman kakao secara darastis misalnya dengan pemangkasan berat sehingga akan mengubah lingkungan mikro pada pertanaman kakao sehingga tidak sesuai dengan perkembangan semut hitam. Pemangkasan hendaknya dilakukan secara ringan tetapi dengan frekuensi yang sering.
·         Pemapanan semut hitam akan menjadi mudah dan perkembangan semut dapat lebnih dipertahankan apabila tanaman kakao ditumpangsari dengan tanaman kelapa, karena tanaman kelapa banya menyediakan makanan semut hitam dan daunnya bisa dijadikan sebagai sarang. 

Semut hitam pada tanaman kakao akan berdampak positif mengendalikan hama utama tanaman kakao yaitu :

Hama PBK   
Dengan meluasnya serangan hama PBK di Indonesia saat ini, semut hitam merupakan cara pengendalian biologi yang memiliki prospek untuk dikembangkan dengan biaya murah, aman bagi lingkungan dan berkesinambungan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa,agar  semut hitam efektif mengendalikan PBK maka populasi semut hitam harus mencakup 70 % atau lebih dari buah di tiap pohon kakao.


Semut hitam yang mengendalikan hama PBK dengan
cara memangsa telur/larva yang terdapat pada buah.

Hama Helopelthis spp/ busuk buah.  
Sejak lama telah terbukti bahwa semut hitam dapat mengendalikan hama Helopelthis spp.  Agar pengendalian efektif  populasi semut hitam minimal terdapat pada 60 % buah dalam tiap pohon.

Hama Tikus dan Tupai.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada buah-buah kakao yang diselimuti oleh semut hitam ternyata tidak disukai oleh hama tikus dan tupas, sehingga semut hitam juga  dapat digunakan untuk  mengendalikan kedua hama rodensia tersebut.
Karena pengendalian menggunakan semut hitam tidak melibatkan pengendalian dengan pestidida , maka tanaman kakao yang dikendalikan menggunakan semut hitam akan bebas dari kandungan pestisida.  Hal ini akan memberikan nilai tambah dalam  kesehatan dan pelestarian lingkungan.  





Selasa, 08 Agustus 2017

Identifikasi Potensi Wilayah

Kemampuan yang dimiliki suatu lingkungan tertentu misalnya desa yang mungkin untuk dikembangkan tetap selamanya  menjadi “potensi”  bila tidak diolah atau didayagunakan menjadi suatu realita berwujud kemanfaatan kepada masyarakat.  Karena itu potensi wilayah memerlukan upaya-upaya tertentu untuk membuatnya bermanfaat. Penyuluh yang bergerak disektor pertanian harus mampu menggali potensi agroekosistem wilayah pertanian tertentu dan menjadi suatu kenyataan member manfaat kepada pembangunan pertanian khususnya dibidang agribisnis.  Bermanfaat dapat berarti meningkatkan produktivitas, pendapatan, nilai tambah atau secara umum dapat meningkatkan kesejahteraan masayarakat yang bergerak terkait dengan sector pertanian. Seorang penyuluh harus mengasah kemampuannya agar mampu melihat dan menggali potensi agroekosistem wilayah dimana ia bekerja untuk bersama-sama pelaku utama dan pelaku usaha mengubahnya menjadi pertanian yang lebih bermanfaat.  Untuk mencapai hasil yang baik, seorang penyuluh perlu mempersiapkan suatu instrument untuk menggali potensi wilayah agroekosistem sehingga fenomena agroekosistem menjadi mudah dipahami dan akan memudahkan dalam penusunan rencana pembangunan dan pengembangan usahatani tertentu. Instrumen dibuat  dengan maksud dan tujuan sebagai alat bantu dalam memperoleh data primer & data sekunder yang berkaitan dengan potensi wilayah sehingga data yang diperoleh dapat dikelompokkan  dan  memudahkan kita dalam menganalisa.

Instrument Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pelaku utama dan pelaku usaha dengan menggunakan pendekatan partisipatif dan wawancara semi terstuktur meggunakan tehnik PRA. Instrument PRA yang digunakan antara lain adalah :
  1. Peta Desa & sumberdaya ; 
  2. Peta transek; 
  3. Bagan kecenderungan  dan perubahan sektor pertanian;
  4. Hubungan Kelembagaan ;
  5. Kajian mata pencaharian ;
  6. Kelender Musim dan Pola tanam. 
1. Peta Sumberdaya

Peta sumberdaya dibuat untuk melihat keadaa umum desa dan lingkungannya yang menyangkut sumber daya sarana dan prasarana, keadaan fisik lingkungan desa, luas dan letak lahan, penyebaran daerah pemukiman, daerah berhutan, sungai atau aliran air, jalan raya dan sebagainya. 


2. Peta Transek 

Adalah gambar irisan muka bumi untuk mengamati lingkungan sumberdaya masyarakat dengan jalan menelusuri wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati.  


3.   Bagan Kecenderungan dan Perubahan Sektor Pertanian
Adalah teknik PRA yang dapat menggambarkan perubahan-perubahan berbagai keadaan, kejadian serta kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu.  Dari besarnya perubahan, hal-hal yang diamati yang dapat berarti berkurang, tetap atau bertambah, kita bisa memperoleh gambaran adanya kecenderungan umum perubahan yang akan berlanjut dimasa yang akan datang.

Jenis Usaha
1985
1990
1995
2000
2005
2010
2015
Catatan
Komoditi Musiman
Padi
Jagung
Kakao








Buruh Tani








Lahan Pertanian








Ternak Kerbau









4.   Hubungan Kelembagaan /Diagram venn
Hubungan kelembagaan merupakan teknik PRA yang digunakan untuk memfasilitasi kajian hubungan antara masyarakat dengan lembaga-lembaga yang terdapat dilingkungannya.  Hasil pengkajian dituangkan dalam Diagram Venn yang akan menunjukkan besarnya manfaat, pengaruh dan dekatnya hubungan suatu lembaga dengan masyarakat.


5. Kajian Mata Pencaharian
Adalah teknik PRA yang digunakan memfasilitasi diskusi mengenai berbagai aspek mata pencaharian masyarakat, jenis-jenis mata pencaharian beserta aspek-aspeknya digambarkan dalam sebuah bagan.





6.   Kalender Musiman

Kalender musim adalah kegiatan yang membahas keadaan yang terjadi berulang-ulang dalam satu kurun waktu tertentu (musiman/tahunan) dalam kehidupan masyarakat pada suatu wilayah/desa. Contoh kalender musiman dan pola usahatani di Desa Pombakka Kecamatan Masamba dapat dilihat pada gambar dibawah.

Instrument Data Skunder
Pengumpulan dan pengolahan data sekunder adalah proses untuk mempelajari keadaan desa/wilayah berdasarkan data informasi yang telah ada dalam bentuk dokumen tertulis yang dibuat oleh pihak tertentu (dinas/instansi/LSM dll). Di desa-desa terpencil biasanya sulit untuk mendapatkan dokumen tentang keadaan wilayah tersebut, tetapi data sekunder ini sifatnya sebagai pendukung dari informasi/data yang diperoleh secara langsung melalui teknik/instrumen PRA
Beberapa jenis data sekunder yang dikumpulkan sebagai data pendukung PRA untuk penyuluhan diantaranya :

  • Data Sumberdaya  manusia : jumlah penduduk berdasarkan ; usia, pendidikan, pekerjaan dll
  • Data agroekosistem ; Luas lahan sawah, ladang, tata guna lahan, data curah hujan dll
  • Data Peternakan & Perikanan ; populasi ternak, potensi perikanan dll
  • Data Kelembagaan ; Kelompok tani, gapokatan, koperasi desa, P3A dll
  • Sarana dan Prasarana pertanian ; traktor, perontok padi, pemipil jagung, pompa air, hand sprayer dll.
  • dan data lainnya yang dianggap menunjang dan berkaitan dengan penyuluhan.



Trimakasih..................☺❤

Kajian Sistim Tanam Padi Sawah

  KAJIAN PENANAMAN PADI SAWAH PADA BERBAGAI SISTIM TANAM Oleh Ardin Gandhi Penyuluh Pertanian Muda   ...