Senin, 25 Maret 2019

Kajian Sistim Tanam Padi Sawah


 KAJIAN PENANAMAN PADI SAWAH
PADA BERBAGAI SISTIM TANAM






Oleh

Ardin Gandhi
Penyuluh Pertanian Muda 






BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP)
KECAMATAN MASAMBA
KABUPATEN LUWU UTARA
2017




I.                    PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Setiap upaya pembangunan yang disampaikan melalui kegiatan penyuluhan, pada dasarnya ditujukan untuk tercapainya perubahan perilaku.  Perubahan perilaku masyarakat yang dimaksud demi terwujudnya perbaikan mutu hidup yang mencakup banyak aspek, baik: ekonomi, sosial, budaya, ideologi, politik maupun pertahanan dan keamanan. Karena itu, pesan-pesan pembangunan yang disuluhkan haruslah mampu mendorong atau mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan yang memiliki sifat "pembaharuan" yang biasa disebut dengan istilah "inovativensess".
Pada budidaya padi telah dilakukan beberapa inovasi seperti pada sistim tanam.  Sisitim tanam yang biasa digunakan dikalangan petani di Kecamatan Masamba antara lain adalah sistim tanam tandur jajar/tegel , jajar legowo dan tanam benih langsung (tabela).  Jarak tanam yang digunakan adalah jarak tanam 20 cm x 20 cm atau 25 cm x 25 cm. Semua sistim tanam yang digunakan adalah baik dan merupakan anjuran teknologi, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya.  Tergantung pemakaiannya disesuaikan dengan keadaan petani dan spesifik lokasi. Untuk itu perlu dicobakan terhadap sistim tanam yang dimaksud sehingga dapat memberikan gambaran dan referensi kepada PPL dalam memberikan saran dan pertimbangan kepada petani untuk sistim tanam tersebut.

1.2.          Tujuan
Tujuan dilakukan kajian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara sistim tanam benih langsung (Tabela) dan jajar legowo 2:1 dan 4:1.



II.                  METODE

2.1.          Waktu dan Tempat
Kajian ini  dilakukan pada MT. Asep 2017  mulai  pada Bulan Agustus s/d November.  Tempat pelaksanaan di lahan percobaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara.
2.2.Alat dan Bahan
Alat yang digunakan meliputi :  Traktor pengolah tanah, cangkul, skop, parang, penggaris dan alat tulis menulis.
Bahan yang digunakan adalah :
Benih padi varietas Inpari-32                         = 12,5 kg/0,5 ha
Pupuk NPK Phonska                                         = 150 kg/0,5 ha
Pupuk Urea                                                     = 100 kg/0,5 ha
2.3.Pelaksanaan
Pengolahan Tanah
Olah tanah dilakukan 3 (tiga) minggu sebelum semai untuk Tapin dan Tabela. Tanah dilakukan pengolahan secara sempurna dengan menggunakan traktor secara 2 (dua) tahap.  Tahap pertama pembalikan lapisan tanah dengan menggunakan bajak.  Petakan yang sudah dibajak kemudian direndam air dan dibiarkan selama 1 minggu.  Tahap kedua dilakukan penghancuran tanah agar menjadi halus dan berlumpur dan dilanjutkan dengan perataan. Pada pengolahan tanah akhir sekaligus diberikan pupuk organik sehingga pupuk lebih mudah disebar dan merata.  Petakan selanjutnya dibuat bedengan disiapkan pesemaian untuk sistim tanam jajar legowo (tanam pindah) dan seminggu setelah semai dilanjutkan dengan tabela dengan menggunakan “pipa” pada petakan yang menggunakan sistim tanam benih langsung.

Penanaman
Untuk tanam    pindah dilakukan penanaman pada umur bibit 21 hari atau 10(sepuluh) hari setelah “tabela”.  Penanaman dilakukan pada petakan-petakan sesuai dengan sistim tanam yang digunakan.
Pemupukan
Pupuk diberikan secara bertahap sebanyak 3 (tiga) kali.  Sebagai pupuk dasar diberikan sekaligus dosis pupuk NPK ditambah dengan 1/3 dosis pupuk N.  Pemupukan susulan kedua dan ketiga  hanya diberikan sisa pupuk N.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian dilakukan dengan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT) tanaman dilakukan pengamatan setiap minggu dan dilakukan pengendalian bila kerusakan yang ditimbulkan melewati ambang ekonomi.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan bila tanaman padi 85-90 % mulai menguning atau pada umur ± 110-115 HSS.  Pemanenan dilakukan terlebih dahulu dengan mengambil ubinan pada tiap-tiap petakan sesuai sistim tanam.

2.4.          Variabel Pengamatan
Petakan-petakan yang akan diamati terlebih dahulu ditentukan tanaman sampel sebanyak 10 (sepuluh) rumpun dan dilakukan secara acak.   Parameter yang diamati meliputi  : tinggi tanaman, jumlah anakan dan hasil ubinan.

2.5.Analisa Data
Data yang didapat dari pengamatan akan dikumpulkan dan diolah secara statistik.



III.                HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diukur pada umur tanaman 2,3,4,dan 5 MST diukur mulai pangkal batang hingga ujung daun tertinggi dari tanaman sampel. Rata-rata tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm)
Sistim Tanam
Tinggi Tanaman (MST)
Rata-rata
2
3
4
5
Tabela
50,4
62,5
65,51
66,85
61,20
Legowo 2:1
45,5
59,3
70,30
70,80
61,48
Legowo 4:1
63,7
69,8
77,15
82,60
73,31

Hasil analisis statistik (Lampiran 1)  terdapat perbedaan yang sangat nyata antara sistim tanam yang dicobakan.  Berdasarkan rata-rata tinggi tanaman diatas dapat dilihat bahwa sistim tanam dengan jajar legowo 4:1 mempunyai rata-rata tinggi tanaman tertinggi dibanding sistim tanam yang lainnya.
3.2.Jumlah Anakan
Jumlah anakan per rumpun tanaman pada umur 2,3,4 dan 5 MST dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Rata-rata Jumlah Anakan per Rumpun
Sistim Tanam
Jumlah Anakan (MST)
Rata-rata
2
3
4
5
Tabela
20,5
22,9
21,9
21,8
21,78
Legowo 2:1
12,4
18,6
22,5
23,8
19,33
Legowo 4:1
19,6
20
23,7
19,9
20,80

Dari hasil analisis statistic menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara sistim tanam  yang digunakan.   Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah anakan tertinggi berturut-turut diperoleh dari sistim Tabela, Legowo 4:1 dan Legowo 2:1.

3.3.Produksi Gabah Panen (Ton/ha)
Hasil ubinan dari sitim tanam yang dikaji dapat dillihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.  Rata-rata Hasil Ubinan (kg/ha) 
Sistim Tanam
Ubinan (kg)
Rata-rata
Provitas
(ton/ha)
Produksi
(ton)
1
2
3
Tabela
3,6
3,5
3,7
3,6
5,76
1,44
Legowo 2:1
2,75
2,9
2,6
2,75
4,32
0,54
Legowo 4:1
4,7
4,3
4,5
4,5
7,2
0,9

Hasil analisis sidik ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata pada sistim tanam yang dicoba terhadap bobot ubinan. Dari tabel 3 diatas dapat dilihat perbedaan bobot ubinan di hasilkan dari sistim tanam Legowo 4: 1 yaitu sebesar 4,5 kg atau setara dengan  7,2 ton/ha.
Hasil produksi masing-masing sistim tanam yang digunakan adalah Tabela = 1,44 ton/0,25 ha , Legowo 2:1 = 0,54 ton/0,125 ha dan Legowo 4:1 = 0,9 ton/0,125 ha.


IV.               KESIMPULAN

4.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari kajian sistim tanam padi sawah diatas dapat disimpulkan bahwa :
Terdapat perbedaan antara sistim tanam yang dicobakan  yaitu sistim tanam Tabela, Legowo 2:1 dan Legowo 4:1 terhadap Tinggi Tanaman dan hasil ubinan. Hasil ubinan tertinggi di peroleh dari sistim tanam Jajar Legowo 4:1 yaitu rata-rata ubinan 4,5 kg atau setara dengan 7,2 ton per hektar.
4.2.Saran
Hendaknya hasil kajian ini dapat dipergunakan sebagai rekomendasi acuan, dengan berbagai pertimbangan seperti analisa usaha dsb.






DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2014. Inovasi Teknologi Pertanian Ramah Lingkungan dan Berdaya Saing.  Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian. Jakarta, 2014.

Andar, 2014.   Keuntungan Budidaya Tanaman Dalam Pot. http://budidayasda.blogspot.co.id (diakses pada 02 Nov 2017).

Samsiah, 2016. Peranan Inovasi Dalam Pembangunan Pertanian. http://pengantarekonomipertanian.blogspot.co.id/ (diakses 02 Nov 2017)


Lampiran 1.
Tabel Rata-rata Tinggi Tanaman Padi umur 2,3,4 dan 5 MST (cm)
Tanaman Sampel
SISTIM TANAM
Tabela
Legowo 2:1
Legowo 4:1
1
57,88
62,00
74,00
2
62,50
64,25
73,50
3
60,63
61,00
73,75
4
65,23
62,25
73,08
5
67,25
61,75
71,43
6
60,50
62,25
75,70
7
60,63
60,50
76,63
8
58,75
57,25
68,08
9
58,88
60,25
74,25
10
59,80
63,25
72,73
Total
612,03
614,75
733,13
Rata-rata
61,20
61,48
73,31
Tabel Rata-rata Jumlah Anakan  per Rumpun
Tanaman Sampel
SISTIM TANAM
Tabela
Legowo 2:1
Legowo 4:1
1
17,75
20,50
27,25
2
17,75
20,50
17,75
3
20,75
19,75
25,25
4
22,50
21,50
18,75
5
25,25
19,50
18,25
6
26,75
16,50
23,00
7
24,50
20,50
16,25
8
22,00
15,25
20,25
9
23,75
20,00
23,00
10
21,78
19,33
20,80
Total
222,78
193,33
210,55
Rata-rata
22,28
19,33
21,06
Tabel Rata-rata Hasil Ubinan (kg)
Tanaman Sampel
SISTIM TANAM
Tabela
Legowo 2:1
Legowo 4:1
1
3,60
2,75
4,70
2
3,50
2,90
4,30
3
3,70
2,60
4,50
Total
10,80
8,25
13,50
Rata-rata
3,6
2,75
4,500

Lampiran 2
Tabel Analisis Sidik Ragam  Tinggi Tanaman
SK
JK
DB
KT
Fhit
F tab
Sistim tanam
956,1759
2
478,0879
79,3649**
3,35
Galat
162,6459
27
6,023921


Total
1118,822
29




Tabel  Analisis Sidik Ragam  Jumlah Anakan per Rumpun
SK
JK
DB
KT
Fhit
F tab
Sistim tanam
43,78179
2
21,8909
2,62
3,35
Galat
225,2279
27
8,341773


Total
269,0097
29




Tabel Analisis Sidik Ragam Hasil Ubinan
SK
JK
DB
KT
Fhit
F tab
Sistim tanam
4,595
2
2,2975
95,07**
5,14
Galat
0,145
6
0,024167


Total
4,74
8




Keterangan : Tingkat kepercayaan (α) 95 %

Lampiran 3. 
                         
  
Pengamatan Tinggi Tanaman









Pengambilan ubinan











 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Sistim Tanam Padi Sawah

  KAJIAN PENANAMAN PADI SAWAH PADA BERBAGAI SISTIM TANAM Oleh Ardin Gandhi Penyuluh Pertanian Muda   ...